Kembali Ke Medan Perjuangan


Perbedaan antara manusia dan binatang sangat jauh sekali. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi untuk mengatur dan mengurus bumi karena dikaruniai akal, nafsu, dan hati nurani. Berbeda dengan binatang yang hanya memiliki naluri, dan nafsu saja.

Pentingnya hakikat penciptaan manusia karena mengemban amanah yang luar biasa besar dimana binatang, tumbuhan, gunung-gunung tidak sanggup memikulnya bahkan Iblis pun menginginkan posisi ini tapi Allah  lebih memilih manusia. Inilah awal permusuhan itu dimulai. Oleh sebab itu, diperlukan cara untuk memaksimalkan amanah besar ini agar manusia tidak salah kaprah dalam bertindak dan mengambil jalan Iblis. Jika manusia melakukan amanah besar ini sesuai cara yang benar maka akan menghasilkan karya yang sesuai dengan kehendak sang Pencipta. Berbeda jika manusia yang melaksanakan amanah besar ini dengan semaunya, sekehendaknya maka dipastikan amanah ini akan dikhianati dan akan menghasilkan kerusakan di bumi. Inilah keinginan Iblis.

Pertanyaannya, siapa yang membuat cara ini? 

Kita kembalikan masalah ini ke pokok perkara, bahwa manusia diciptakan dengan membawa amanah yang besar tentu ada yang memberi mandat dan tidak ada yang memberi mandat kecuali sang Pencipta manusia itu sendiri. Tuhan. Tuhan telah memperkenalkan diri-Nya dalam Al-Qur'an dengan nama Allah . Dalam mengawal amanah besar ini, Allah ﷻ mengutus utusan-Nya dari bangsa manusia dengan membawa petunjuk dan pedoman hidup manusia yaitulah kitab suci. Manusia pertama yang diberi mandat adalah Adam alaihissalam. Meskipun Adam alaihissalam tidak diamanahi kitab suci tapi Allah memberikan wahyu-Nya sebagai petunjuk melalui malaikat Jibril.

Setelah Adam alaihissalam tiada, muncul berbagai utusan yang bergelar nabi dan rasul. Para nabi ini berjumlah sekitar 124.000 orang, dan 315 diantaranya adalah seorang rasul. Semua rasul adalah nabi dan tidak semua nabi adalah rasul. Tugas nabi bukan seperti yang dijelaskan dalam buku PAI di sekolah yang menyatakan bahwa nabi tidak memiliki kewajiba untuk berda'wah kepada ummatnya, ini jelas salah. Sepakat semua ulama bahwa tugas utama nabi dan rasul adalah berda'wah, mengajak kepada tujuan utama penciptaan manusia agar hidup lurus dalam din-Nya. Din inilah kemudian yang menjadi sistem yang mencu pada cara dan petunjuk (kitab suci). Din ini terdiri atas Aqidah (Keimanan), Syariah (Hukum), dan Akhlaq. Semua nabi dan rasul tentu sama-sama mengajak kepada Aqidah Islam yakni Tauhid (Mengesakan Allah dan Mengingkari kebathilan (Selain Allah), dan juga mengajak untuk melaksanakan syariah atau hukum dalam kehidupan sehari-hari. Syariah ini tentu berbeda diantara semua rasul karena syariah menyesuaikan situasi dan kondisi suatu zaman. Syariat nabi Musa tentu beda dengan syariat nabi Isa, dan syariat kedua nabi tersebut juga pasti berbeda dengan syariat nabi Muhammad, yakni syariah Islam sebagai penyempurna syariat-syariat sebelumnya. Manusia juga akan semakin indah tingkah lakunya jika mengacu pada akhlaq yang termaktub dalam cara atau petunjuk yang ada dalam kita suci. Akhlaq Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an adalah akhlaq yang sempurna. 

Cara yang benar ini kemudian disebut cara yang haq (benar) yang bersumber dari sang Pencipta, sang Pengatur, dan sang Pengurus manusia agar selamat di dunia dan di akhirat dan cara yang salah yang tidak sesuai dengan cara yang diturunkan kepada utusan-Nya disebut cara yang bathil. Haq dan bathil ini selalu hidup berdampingan tapi satu sama lain saling bermusuhan. Manusia dengan Iblis, Nabi Nuh dan Nabi Luth dengan umatnya termasuk anak dan istrinya, Nabi Musa dengan Firaun, Nabi Ibrahim dengan Namruz, Isa dengan raja romawi dan para pendeta Sanhedrin, Nabi Muhammad SAW dengan kaum kafir Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan dan paman-paman beliau. Hingga sekarang pertarungan dan perseturuan haq dan bathil ini tidak akan pernah usai sampai Allah memutuskan kapan waktunya berakhir, yakni ketika malaikat maut mencabut nyawa sang induk dari kebathilan yakni Iblis laknatullah.

Ada yang menarik dengan konsep akhirat ini. Untuk apa Tuhan kita mempersiapkan dunia yang kekal ini? Kembali ke amanah besar. Bukankah setiap amanah ada pertanggungjawabannya? Bukankah setiap pemimpin akan ditanya pertanggung jawabannya ketika memimpin oleh yang dipimpin sang pemberi mandat? Begitu juga manusia sebagai pemegang amanah akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya ketika di dunia langsung kepada sang pemberi mandat yakni Allah . Tapi, kenapa manusia masih ada saja yang tidak menggunakan cara yang haq ini dan lebih suka dengan caranya sendiri padahal akan dipertanggungjawabkan kelak? Inilah manusia yang memilki dua kecenderungan. Kecenderungan taqwa (taat pada cara yang haq) dan kecenderungan fujur (membangkang dari cara yang haq atau bathil). Dua kecenderungan ini bukanlah taqdir tapi pilihan. Terlahir fitrah itu taqdir tapi menjadi pihak yang haq dan pihak bathil itu adalah pilihan. Jadi ketika seseorang manusia dari pihak bathil yang masuk neraka bukan karena Allah dzalim kepadanya tapi karena pilihannya yang salah dan menolak semua ajakan-ajakan untuk bersama menggunakan cara yang haq. Meskipun seseorang atau masyarakat terisolir dari keramaian misalnya di hutan tetap Allah senantiasa datangkan sang juru da'wah yang mengajak kepada kebenaran dan beruntunglah orang yang berada dalam pihak yang haq yang senantiasa mengajak kepada jalan yang haq mesti tak semua berjalan lancar karena tugas kita hanya menyampaikan mengenai hasil kita serahkan kepada yang pemberi mandat besar, Allah .

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana jika amanah ini terlanjur dikhianati oleh mayoritas manusia dan sistem yang berjalan adalah sistem bathil?

Ketika kebathilan, kezaliman, dan kemaksiatan merajalela bahkan "dihalalkan" oleh sistem yang bathil pula maka tugas kita sebagai bagian dari pihak yang haq adalah berda'wah. Da'wah menjadi jalan bagi pihak yang haq untuk mengajak manusia yang masih bathil dalam hidupnya untuk kembali ke jalan yang haq, jalan keselamatan yakni Islam yang kaffah yang syamil (sempurna) dan mutakammil (menyeluruh). Dengan berdaa'wah berarti kita melanjutkan tugas kenabian dan kerasulan agar terus berjalan tanpa henti. Estafet da'wah tidak boleh usai, gugur satu tumbuh seribu. Ketika sistem bathil yang berkuasa kita berpijak pada al-Qur'an surah ali Imran (3) ayat 26 dan surah An-Nur ayat 55 serta al-Anbiya ayat 105. Surah Ali Imran ayat 26 menyatakan bahwa kekuasaan ini dipergilirkan oleh Allah suatu saat yang haq yang berkuasa dan suatu saat yang bathil berkuasa, hal ini bisa dijadikan ibroh atau pelajaran bagi kita. Dalam surah an-Nur ayat 55, Allah berjanji akan memberikan kekuasaan kepada hamba-Nya di suatu saat nanti dan diperjelas dalam al-Anbiya ayat 105 bahwa yang akan berkuasa itu hanyalah orang-orang terpilih dari hamba Allah yang shaleh. Tidak akan disebut hamba yang shaleh jika tidak melakukan apa yang dicontohkan para nabi dan rasul yakni Da'wah. Mari kita kembali ke medan juang dan marilah kita meraih kemenangan (hayya alal falah). Bagi yang masih sibuk bekerja mari sisakan waktu untuk berda'wah, bagi pelajar dan mahasiswa yang sibuk belajar mari sisakan waktu untuk berda'wah. Kepada para orang kaya yang meiliki kepekaan terhadap dunia da'wah wakafkan harta Anda di jalan Allah , insya Allah pahalanya sama dengan yang berda'wah. karena da'wah ini penting dan bukan hanya tugas para ustadz saja tapi tugas semua manusia yang merasa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena da'wah bukan hanya ceramah tapi apa pun itu selama bertujuan mengajak kepada jalan Allah dengan cara yang haq. Apakah kita akan menunggu Allah mendatangkan bencana sebagai balasan bagi orang-orang yang maksiat dan yang terkena tidak hanya orang yang suka maksiat saja kita pun akan terkena dampak ini. Semakin besar waktu untuk berda'wah maka semakin besar pahala yang akan kita dapatkan sebagai hujjah kelak di hadapan Allah sang pemberi mandat besar kepada manusia. 

Sebelum berda'wah, mari kita pelajari Islamnya dengan senantiasa menghadiri majelis ilmu yang haq selain untuk memperbaharui iman kita juga akan mendapat ilmu untuk disampaikan kembali. Untuk senantiasa berada dalam al-Haq alangkah baiknya sering berdoa yang dilakukan Umar bin Khattab yang diberi gelar Al-Faruq (Pembeda Haq dan Bathil). :

اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه
Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan kekuatan kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan kekuatan kepada kami agar menjauhinya.
Dan jangan lupa berdoa ini untuk diistiqamahkan dalam al-Haq :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Comments

  1. Casino - Bracket betting guide for your chance to win
    The Casino is a poormansguidetocasinogambling.com unique casino https://febcasino.com/review/merit-casino/ that has sol.edu.kg been around for over a decade. It has managed to offer great games such wooricasinos.info as Blackjack, Roulette and Video Poker,

    ReplyDelete
  2. A mobile app is out there, and you'll download it to your iOS or Android system. Customer support 온라인 카지노 is available 24/7, and in addition to Bitcoin, you may also|you can even} deposit and withdraw through Ethereum, Bitcoin Cash, Litecoin, and Dogecoin. What’s more, Lightning Roulette provides you the prospect to compete for a 500x win each #ThrowbackThursday.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedah Buku Satanic Finance (Keuangan Setan) Karya A. Riawan Amin

Pengakuan John Perkins, Seorang Ekonom Perusak

Referensi Wajib dan Mendasar, serta Ringan Dipahami dalam Mengawali Kajian Islam